Kamis, 02 Juni 2011

Gingivitis ( Radang Gusi )

Gingivitis adalah penyakit gusi ringan yang menyebabkan peradangan gusi. Karena saking ringannya, seringkali Anda tak memperhatikan bahwa kesehatan gusi Anda bermasalah. Tapi penting untuk menangani gingivitis ini dengan serius karena kondisi ini akan memicu timbulnya penyakit gusi lainnya yang lebih parah.

Jika gusi Anda bengkak dan berdarah saat Anda menyikat gigi, ada kemungkinan Anda menderita gingivitis. Penyebab utama dari gingivitis ini adalah buruknya kesehatan mulut. Kebiasaan sehat, seperti menyikat gigi dua kali sehari, dapat mencegah terjadinya gingivitis.

Tanda-tanda dan gejala gingivitis meliputi:
• Gusi bengkak
• Gusi lunak
• Mudah terluka
• Gusi mudah berdarah ketika menyikat gigi
• Napas tak sedaph
• Perubahan warna gusi dari pink menjadi merah kehitaman

Karena jarang gingivitis terasa sakit, maka seringkali Anda tak sadar bila sudah menderita gingivitis. Pertama kali Anda seharusnya melihat ada yang salah jika bulu sikat gigi Anda terlihat warna pink. Itu artinya gusi Anda berdarah saat menyikat gigi meski dilakukan pelan-pelan.

Kapan ke dokter gigi
Gusi yang sehat adalah gusi yang kuat dan berwarna pink. Jika gusi Anda bengkak, berwarna merah tua dan mudah berdarah, segera pergi ke dokter gigi. Bila Anda segera menjalani perawatan di dokter gigi, ada peluang untuk mengatasi kerusakan akibat gingivitis dan mencegah munculnya penyakit yang lebih parah.

Penyebab:

Gingivitis hampir selalu diawali dengan terbentuknya plak (plaque), yaitu lapisan film tak berwarna yang terbentuk dari penumpukan bakteri pada gigi. Plak ini terbentuk di atas gigi saat bakteri dan gula dari makanan bertemu dengan bakteri di dalam mulut. Menyikat gigi dapat menghilangkan lapisan plak ini, tapi lapisan ini akan terbentuk lagi dalam waktu 24 jam.

Plak yang bersemayam di gigi lebih dari dua hingga tiga hari dapat mengeras di bawah garis gusi menjadi karang gigi (calculus). Karang gigi ini membuat plak lebih sulit dibersihkan dan akan menjadi sarang yang baik bagi bakteri. Untuk menghilangkan karang gigi tak bisa hanya dengan menyikat gigi, tapi butuh bantuan dokter gigi.

Semakin lama plak dan karang gigi menempel pada gigi, lapisan ini akan lebih mudah mengiritasi gingiva, bagian dari gusi yang berada di sekitar dasar gigi. Suatu saat gusi akan bengkak dan mudah berdarah.


Gingivitis yang tak dirawat dapat meningkat menjadi periodontitis, yaitu kondisi penyakit gusi yang lebih serius. Periodontitis dapat menyebabkan gigi tanggal dan bahkan dapat memicu serangan jantung dan stroke. Sementara bagi wanita yang hamil, periodontitis menyebabkan kemungkinan bayi lahir prematur.

Diagnosis gingivitis umumnya sederhana. Diagnosis didasarkan pada penggambaran gejala dan pengujian terhadap mulut dan lidah. Doker gigi akan mencari lapisan plak dan karang gigi dan bisa juga menguji gusi apakah mudah berdarah atau tidak.

Jika tak diketahui apa penyebab gingivitis, dokter gigi akan merekomendasikan untuk melakukan evaluasi medis untuk mengetahui secara pasti kondisinya.


Pencegahan:

Cara terbaik mencegah terjadinya gingivitis adalah melaksanakan program merawat gigi secara higienis, dan hal ini harus dilakukan sejak dini serta dipraktikkan secara konsisten sepanjang hidup Anda. Itu artinya Anda harus menyikat gigi dua kali sehari, yaitu pagi hari dan malam menjelang tidur, dan membersihkan lapisan plak sekali dalam sehari, karena lapisan ini terbentuk dalam waktu 24 jam. Lebih baik lagi jika menyikat gigi begitu selesai makan.

Selain itu, Anda harus rutin mengunjungi dokter gigi atau ahli kesehatan gigi, setidaknya setiap enam bulan atau setahun sekali, untuk melakukan pembersihan gigi. Tapi jika Anda punya faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan mengalami gingivitis, Anda harus lebih sering melakukan pembersihan gigi oleh ahli kesehatan gigi.

Gingivitis

Gingivitis Overview

Gingivitis is an inflammation of the gums surrounding the teeth. Gingivitis is one of many periodontal diseases that affect the health of the periodontium (those tissues that surround the teeth and include the gums, soft tissues, and bone).

Periodontal diseases are often classified according to their severity. They range from mild gingivitis, to more severe periodontitis, and finally acute necrotizing ulcerative gingivitis, which can be life threatening.

# Bacteria can cause inflammation of the gums. Although bacteria are normally found in our bodies and provide protective effects most of the time, bacteria can be harmful. The mouth is a great place for bacteria to live. The warm, moist environment and constant food supply are everything bacteria need to thrive. If not for a healthy immune system, bacteria in the mouth would rapidly reproduce out of control, overwhelming the body's defense system.

# An infection begins when the body's immune system is overwhelmed. Gingivitis is an infection that occurs when bacteria invade soft tissues, bone, and other places that bacteria should not be. At the moment of infection, bacteria no longer help us, they begin to harm us. Infections, like other diseases, range from mild to severe or life threatening.

Gingivitis Causes

Gingivitis is considered to be a bacterial infection of the gums. The exact reason why gingivitis develops has not been proven, but several theories exist.

# For gingivitis to develop, plaque must accumulate in the areas between the teeth. This plaque contains large numbers of bacteria thought to be responsible for gingivitis. But it is not simply plaque that causes gingivitis. Almost everyone has plaque on their teeth, but only a few develop gingivitis.

# It is usually necessary for the person to have an underlying illness or take a particular medication that renders their immune system susceptible to gingivitis. For example, people with leukemia and Wegner disease have changes in the blood vessels of their gums that allow gingivitis to develop. Other people with diabetes, Addison disease, HIV, and other immune system diseases lack the ability to fight bacteria invading the gums.

# Sometimes hormonal changes in the body during pregnancy, puberty, and steroid therapy leave the gums vulnerable to bacterial infection.

# A number of medications used for seizures, high blood pressure, and organ transplants can suppress the immune system and change the structure of the gums enough to permit bacterial infection.

Gingivitis Symptoms


# Swelling, redness, pain, and bleeding of the gums are signs of gingivitis.

# The breath begins to take on a foul odor.

# The gums begin to lose their normal structure and color. The gums, which were once strong and pink, begin to recede and take on a beefy red, inflamed color.

# Inflammation-a complex system by which bacteria-fighting cells of the body are recruited to an area of bacterial infection-plays a major role in gingivitis. It is this inflammation of the gums that accounts for most of the symptoms of gingivitis.

# When bacteria first begin to invade the gums, proteins present in the saliva and soft tissues called antibodies coat the bacteria and weaken it, making it an easy target for the body's immune system. The cells that encounter the bacteria first attempt to kill it and, in the mean time, release chemicals into the bloodstream to call other cells to their aid.

# One particular cell called a macrophage is responsible for ingesting the bacteria and dissolving it with chemicals. This system works nicely, but it is not terribly efficient. While the invading bacteria are destroyed, chemicals used by the immune system cells to kill them are spilled into the surrounding tissues. This not only kills the bacteria but damages the nearby connective tissues and cells of the gums as well.

# The body sees this inflammation as a small price to pay for stopping the bacteria. This process will continue until the source of the infection is removed.

Jumat, 13 Mei 2011

artikel 2

The Role Of Cavities And Fillings In Your Oral Health

Most people at one time in their life will face the issue of cavities and fillings . They are not inevitable, but just the same, many people will have to endure a filling at some point in their life. A cavity occurs when the tooth becomes decayed and leaves a hole in the tooth, exposing the nerve and the inner portion of the tooth. It is necessary for the dentist to treat the cavity with a filling to prevent any further decay of the tooth.


How Do Cavities Occur

The first thing that you should know about cavities and fillings is how they occur. When you know the cause of the problem, you can be more proactive about eliminating the need for fillings and an elimination of cavities in your future.

Improper dental hygiene is largely responsible for cavities and fillings. Removing the plaque from your teeth and keeping your mouth clean is the best preventative medicine to keeping cavities from happening. When plaque is not removed from the teeth and mouth, eventually the bacteria and acids will begin to attack the enamel on the teeth. Left unchecked, this decay can go even further to the dentin layer of your teeth.

Brushing and flossing are an important part of your oral health care routine. You should remember to brush after eating and floss to remove the food particles and plaque that is between your teeth and in areas where your toothbrush cannot reach.
Treatment For Cavities

The dentist will remove the decayed part of the tooth and fill it with a material that will protect the tooth from further decay and problems. The cavity must be filled to keep bacteria out of the area and food debris from becoming lodged in the cavity. All of the decayed tooth must be removed. Simply filling in the cavity is often not enough and the dentist will have to drill away damaged areas of the tooth to stop the spread of tooth decay.

There are a number of materials that are used for filling cavities . The dentist may use a lining to protect the nerve before the material is placed in the area. Some of the materials that are used for fillings are gold, porcelain , silver amalgam, or composite resins. The dentist will make his recommendation for the type of filling material that is used.
Avoiding Cavities And Fillings

Good oral hygiene will help you to avoid cavities and fillings. You should make sure that you follow the advice of your dentist and brush your teeth after every meal. At a minimum, you should be brushing your teeth for two minutes. This is a much longer time period than you might imagine. Check how long you typically brush your teeth and you will most likely find that you are far below the two-minute mark.

It is far easier to avoid cavities and fillings than it is to experience them because of the pain of a toothache. Practice good oral hygiene and you may never have to face the dentist’s drill again.

Nasal cavity cancer

Introduction: An area of the face which includes the protruding nose along with its nostrils and the structures inside the nose is called the nasal cavity. It is the air-filled space located behind the nose and above the throat. The nasal cavity and the paranasal sinuses (the hollow, air-filled spaces in the bones around the nose) serve to filter moisten and warm air before it travels down into the lungs. Nasal Cavity Cancer is a rare form of cancer that begins in the nasal cavity (the inside of the nose) which is the first chamber of the respiratory system. The most common form of nasal cavity cancer is squamous cell carcinoma which forms in flat, epithelial cells that line the nasal cavity. Prolonged exposure to chemicals or dust may increase the risk of developing nasal cavity cancer. Most types of nasal cavity infections are simply just infections or capillaries, which can cause frequent nose bleeds and will not lead to nasal cancer. Men are affected twice as often as women with nasal related cancers. Treatment: Nasal cavity cancer treatment depends on several factors such as the cancer stage, type and location, as well as the patient's age and general health. A malignant tumor in the nose can spread to any part of the body so any abnormal growth in, or around the nose must be reported to the doctor. Surgery is required for these kind of nasal cancers in order to remove the rumor . radiation and chemotherapy although a more uncommon practice for nasal cancer can also be used sometime. Chemotherapy and radiation therapy are used as an adjuvant treatment (following surgery) to help kill any remaining cancerous cells. Causes: Inhalation of the smoke , certain infections of the nasal cavity , frequently occuring nasal infections, low immunity system (easily catch disease) , have a history of cancer in family and if an individual breathes in sawdust regularly then he is more prone to get a nasal caity cancer. Continuous exposure to metals like nickel, chromium and other organic chemicals used in manufacturing greatly increase the risk of developing nose cancer. Symptoms: Early stage of nasal cavity cancer displays no signs or symptoms but in later stages the tumor grows quite large and spreads to other areas of the body. nosebleeds, persistent congestion, pain or pressure around the eyes or ears, one-sided nasal obstruction, frequent headaches, a runny nose, enlarged lymph nodes, facial numbness or tingling, pain in the upper teeth, or a growth/mass in the nose are some possible symptoms associated with nasal cavity cancer. Potential symptoms should not be neglected as early detection and treatment of nose cancer greatly improves survival rates. References: cancermba.com cancercenter.com cancer.stanford.edu see less

Read more: http://www.righthealth.com/topic/Cavities/overview/uc_kosmixarticles#ixzz1MPXRKhVG

Dental cavities Guide

Causes, Incidence, And Risk Factors

Tooth decay is one of the most common of all disorders, second only to the common cold. It usually occurs in children and young adults but can affect any person. It is a common cause of tooth loss in younger people.

Bacteria are normally present in the mouth. The bacteria convert all foods -- especially sugar and starch -- into acids. Bacteria, acid, food debris, and saliva combine in the mouth to form a sticky substance called plaque that adheres to the teeth. It is most prominent on the back molars, just above the gum line on all teeth, and at the edges of fillings. Plaque that is not removed from the teeth mineralizes into tartar. Plaque and tartar irritate the gums, resulting in gingivitis and ultimately periodontitis.

Plaque begins to build up on teeth within 20 minutes after eating (the time when most bacterial activity occurs). If this plaque is not removed thoroughly and routinely, tooth decay will not only begin, but flourish.

The acids in plaque dissolve the enamel surface of the tooth and create holes in the tooth (cavities). Cavities are usually painless until they grow very large and affect nerves or cause a tooth fracture. If left untreated, a tooth abscess can develop. Untreated tooth decay also destroys the internal structures of the tooth (pulp) and ultimately causes the loss of the tooth.

Carbohydrates (sugars and starches) increase the risk of tooth decay. Sticky foods are more harmful than nonsticky foods because they remain on the surface of the teeth. Frequent snacking increases the time that acids are in contact with the surface of the tooth.
Symptoms

There may be no symptoms. If symptoms occur, they may include:

Tooth pain or achy feeling, particularly after sweet, hot, or cold foods and drinks
Visible pits or holes in the teeth

Signs And Tests

Most cavities are discovered in the early stages during routine checkups. The surface of the tooth may be soft when probed with a sharp instrument. Pain may not be present until the advanced stages of tooth decay. Dental x-rays may show some cavities before they are visible to the eye.
Treatment

Treatment can help prevent tooth damage from leading to cavities.

Treatment may involve:

Fillings
Crowns
Root canals

Dentists fill teeth by removing the decayed tooth material with a drill and replacing it with a material such as silver alloy, gold, porcelain, or composite resin. Porcelain and composite resin more closely match the natural tooth appearance, and may be preferred for front teeth. Many dentists consider silver amalgam (alloy) and gold to be stronger, and these materials are often used on back teeth. There is a trend to use high strength composite resin in the back teeth as well.

Crowns or "caps" are used if tooth decay is extensive and there is limited tooth structure, which may cause weakened teeth. Large fillings and weak teeth increase the risk of the tooth breaking. The decayed or weakened area is removed and repaired. A crown is fitted over the remainder of the tooth. Crowns are often made of gold, porcelain, or porcelain attached to metal.

A root canal is recommended if the nerve in a tooth dies from decay or injury. The center of the tooth, including the nerve and blood vessel tissue (pulp), is removed along with decayed portions of the tooth. The roots are filled with a sealing material. The tooth is filled, and a crown may be placed over the tooth if needed.
Expectations (Prognosis)

Treatment often saves the tooth. Early treatment is less painful and less expensive than treatment of extensive decay.

You may need numbing medicine (lidocaine), nitrous oxide (laughing gas), or other prescription medications to relieve pain during or after drilling or dental work.

Nitrous oxide with Novocaine may be preferred if you are afraid of dental treatments.
Complications

Discomfort or pain
Fractured tooth
Inability to bite down on tooth
Tooth abscess
Tooth sensitivity

Calling Your Health Care Provider

Call your dentist if you have a toothache.

Make an appointment with your dentist for a routine cleaning and examination if you have not had one in the last 6 months to 1 year.
Prevention

Oral hygiene is necessary to prevent cavities. This consists of regular professional cleaning (every 6 months), brushing at least twice a day, and flossing at least daily. X-rays may be taken yearly to detect possible cavity development in high risk areas of the mouth.

Chewy, sticky foods (such as dried fruit or candy) are best if eaten as part of a meal rather than as a snack. If possible, brush the teeth or rinse the mouth with water after eating these foods. Minimize snacking, which creates a constant supply of acid in the mouth. Avoid constant sipping of sugary drinks or frequent sucking on candy and mints.

Dental sealants can prevent some cavities. Sealants are thin plastic-like coatings applied to the chewing surfaces of the molars. This coating prevents the accumulation of plaque in the deep grooves on these vulnerable surfaces. Sealants are usually applied on the teeth of children, shortly after the molars erupt. Older people may also benefit from the use of tooth sealants.

Fluoride is often recommended to protect against dental caries. It has been demonstrated that people who ingest fluoride in their drinking water or by fluoride supplements have fewer dental caries. Fluoride ingested when the teeth are developing is incorporated into the structure of the enamel and protects it against the action of acids.

Topical fluoride is also recommended to protect the surface of the teeth. This may include a fluoride toothpaste or mouthwash. Many dentists include application of topical fluoride solutions (applied to a localized area of the teeth) as part of routine visits

artikel 1

Gingivitis

This is an inflammation of the gums, which happens due to bacterial infections or due to some disease conditions. The gums become tender and sore. There is no obvious pain, but when the gums are pressed, they will be painful and might even bleed. When plaque begins to build up on the teeth, it is an indication of a case of gingivitis coming on. Even some health conditions such as diabetes can bring on gingivitis. People who have inadequate diet, do not take care of their teeth, smoke and suffer stress often are likely candidates for this condition. However, this condition is not serious at all if it is diagnosed early. All symptoms of gingivitis can be easily reversed.
Bleeding Gums

Gums can bleed due to a variety of factors; in fact in most conditions gums will bleed. But this bleeding may not be apparent in all of these conditions. The dentists use a specific device known as a periodontal probe to determine whether or not gums are bleeding. Outwardly, this is manifested by the reddening of gums from their healthy pink color. Gums may become more sensitive and painful. If any such condition occurs, treatment becomes important because if left alone, it can cause more serious conditions later on, even culminating in the loss of teeth.
Periodontitis

Any condition of inflammation of the gums can be called as periodontitis . In milder cases it is painless, but in chronic cases it can be extremely painful and may cause loss of teeth. In most cases of periodontitis , the damage is not only to the gums but also to the surrounding tissues and bones. The teeth are also affected. The milder form of this gum disease is known as aggressive periodontitis, while the more serious form is known as chronic periodontitis. These diseases are not age-related, but older people seem to have this condition more than younger people. Also, women are more predisposed to periodontitis than men. Tooth loss usually occurs when periodontitis aggravates to the chronic level.
Prevention of Gum Disease

All gum diseases can be prevented if due care is taken right from the start. Proper dental hygiene is a must and there must be regularity in brushing and flossing. It is vitally important not to let food particles accumulate on the teeth, gums or the tongue. Hence, tongue cleaning also becomes important.

Any changes in the gums must be noted early on. This includes any kind of darkening of the color of the gums, because the darkening will not occur all over, all at once. Also, if the toothbrush shows signs of blood after brushing, it must not be neglected, even though the brushing might have been painless.

Sabtu, 19 Maret 2011

Cara Mencegah Karies

Cukup Kumur Fluor untuk Cegah Karies
Sudah tahu sakit gigi itu benar-benar sakit, tetapi masih ada saja yang malas merawat giginya. Gigi dan kesehatan mulut yang tidak terjaga tidak hanya mengganggu kesehatan dan performa seseorang, tetapi juga orang lain di sekitar pemilik gigi dan mulut itu karena bau tak sedap yang dipancarkan.

Merawat gigi gampang dilakukan siapa saja, asalkan memiliki kesadaran. Menyikat gigi sedikitnya dua kali sehari, sebelum tidur dan setelah sarapan pagi. "Kalau bisa demikian, maka cukup enam bulan sekali kontrol ke dokter gigi untuk mengecek kondisi gigi dan kesehatan mulut," ujar pakar pencegahan karies gigi Prof drg Monang Panjaitan (59) yang terus giat berkampanye soal kesehatan gigi di mana-mana, terutama di Kota Medan sendiri.

Yang dimaksud Panjaitan dengan gigi sehat adalah yang tak ada kariesnya, tak ada gejala penyakit periodental, serta rapi bersusun ke-32 butirnya. Karies disebabkan oleh plak akibat adanya aktivitas bakteri pada gigi yang tak dibersihkan. Penyakit periodental dikarenakan kesehatan mulut yang tak terjaga, sementara gigi yang tak rapi bisa karena bawaan atau perawatan yang salah. Tetapi, semua itu dapat diproteksi sebelum kejadian atau diotak-atik oleh dokter gigi bila sudah ketelanjuran.
"Hanya dalam hitungan 3-4 menit bakteri Streptococcus mutans atau Lactobasilus akan memetabolismekan karbohidrat yang menempel di gigi dan menghasilkan asam. Asam inilah yang sifatnya merusak email gigi serta jaringan pendukungnya sehingga terjadi karies," ujar Panjaitan yang beberapa kali menjadi juara Bintang Radio se-Sumut pada era 1970-an untuk lagu seriosa. Menurut Panjaitan, tujuh dari sepuluh orang Indonesia mengidap sakit gigi jenis ini dengan berbagai tingkat kerusakan.
Maka tidak heran guru besar tetap ilmu dental public health pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara ini terus berkampanye kesehatan gigi. Pidato pengukuhannya sebagai guru besar USU tahun 1999 adalah Pencegahan Karies Gigi Dengan Kumur-Kumur Fluor Dalam Program Usaha Kesehatan Gigi Di Sekolah.

ADA tiga cara memelihara kesehatan gigi. "Selain dengan menyikat gigi, cara lain adalah meminum teh hijau atau jenis teh lain karena mengandung fluor dan polifenol yang baik untuk gigi, ataupun dengan mengonsumsi xilitol," ujar pencipta lagu himne Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) ini.
Fluor seperti banyak didengungkan dalam iklan pasta gigi di televisi dapat menghambat pertumbuhan bahkan merusak mikroorganisme seperti Streptococcus mutans atau Lactobasilus yang merusak gigi. Mikroorganisme itu mensintesis sukrosa yang tersisa di gigi menjadi dekstran yang bersifat adesif sehingga melekat pada permukaan gigi dan membentuk plak. Mikroorganisme dalam plak akan memfermentasi berbagai jenis karbohidrat yang melekat di gigi membentuk asam hingga pH mulut turun dan terjadi proses dekalsifikasi.
Dekalsifikasi adalah melarutnya email oleh asam yang dihasilkan mikroorganisme plak. Reaksi pelarutan tersebut bisa berhenti bila tak ada asam yang dihasilkan atau berkurangnya mineral dalam saliva (air ludah). Bila seseorang banyak mengonsumsi makanan mengandung karbohidrat, maka mikroorganisme secara berulang akan menghasilkan asam tersebut.
Pemberian fluor pada gigi juga dapat dilakukan dengan cara berkumur-kumur. "Dengan cara itu, fluor tidak melekat secara stabil pada permukaan email sehingga dengan mudah dicapai dan diserap mikroorganisme plak. Hal ini dapat mengganggu metabolisme mikroorganisme tersebut," ungkap Panjaitan.
Karies gigi sering menyerang pada usia sekitar 35 tahun. Oleh sebab itu, Panjaitan menyarankan agar dari usia dini langkah proteksi dimulai sehingga pada usia produktif tak akan dipusingkan persoalan sakit gigi.
"Penggunaan fluor dapat dijadikan program peningkatan kesehatan gigi anak-anak sekolah dasar. Metode kumur-kumur fluor mudah diajarkan karena waktu yang diperlukan sedikit, material juga sedikit dan murah, serta perawatan yang teratur tidak akan mengganggu pelajaran sekolah. Ini yang selalu saya kampanyekan," jelas Panjaitan bersungguh-sungguh.
Bahan yang dapat dipakai dalam program ini adalah 2 gram natrium fluorida, 8 gram natrium fluorida fosfat, atau 8 gram stannum fluorida yang masing-masing dilarutkan dalam 1 liter air. Setiap kali berkumur dengan salah satu larutan kimia itu si anak memerlukan 10 cc larutan, dan kegiatan ini dapat dilakukan sekali seminggu, 20 kali setahun.

"KITA juga dapat mengonsumsi xilitol untuk menjaga kesehatan gigi. Berbeda dari sukrosa, xilitol juga berasa manis namun tidak dapat difermentasi bakteri," jelas Panjaitan.
Ia menyebutkan, sejumlah negara di Eropa sudah menjadikan xilitol sebagai pemanis dalam permen karet. Ia juga berpendapat, alangkah baiknya bila di Indonesia langkah yang sama juga dilakukan untuk mencegah rusaknya gigi anak-anak karena terlalu banyak mengunyah permen.
"Yang harus dipikirkan sekarang bagaimana cara memperoleh xilitol dengan harga murah. Xilitol dapat diekstrak dari jagung atau buah stroberi yang harganya relatif mahal. Saya juga sedang meneliti pengaruh xilitol dalam mencegah karies gigi," ujar Panjaitan.
Merawat gigi menurut Panjaitan tak perlu menunggu seseorang dewasa. Sejak gigi susu mulai tumbuh, orangtua seharusnya bertanggung jawab membersihkan gigi bayi mereka, karena si anak belum mampu melakukannya sendiri. Alat yang digunakan gampang saja yaitu kain kasa atau yang lain dengan permukaan yang kasar.
Setelah dibasuh dengan air hangat, gunakan kain itu untuk menghapus sisa susu atau makanan lain yang melekat di gigi si anak. Dengan cara demikian, gigi susu si anak akan tetap terjaga tampilan dan kesehatannya. Selain tak akan merasa sakit gigi, siapa tahu dengan giginya yang susunannya rapi, bersih, dan terawat si anak bisa menjadi bintang iklan pasta gigi. Ting! (CTS)

Kelainan / Penyakit Jaringan Lunak Mulut Anak

kelainan pada mulut bisa terjadi kepada siapa saja tidak mengenal usia maupun umur, berikut garis besar yang saya bisa ambil mengenai penyakit jaringan lunak pada mulut anak.

# Jaringan Periodontal :
Gingiva
Sementum
Ligamentum Periodontal
Tulang Alveolar

#Pada Anak-anak
Jaringan gingiva tepi mengandung :
Pembuluh darah yang banyak
Jaringan fiber yang sedikit
Epitel
Gingiva lebih merah.Tingkat keratinisasi lebih sedikit
Ligamentum periodontal
Kurang fibrous (jaringan Fiber) dan pembuluh darah banyak
sementum dan tulang alveolar lebih tipis.Ruang ligamentum periodontal lebih luas
Tulang alveolar
“Marrow Space” lebih luas, vaskularisasi banyak dan trabekula sedikit
bila kena infeksi, progresivitas penyakit periodontal meningkat.


Penyakit Periodontal
Penyakit Periodontal yang paling serimg terjadi pada anak-anak dan remaja adalah : gingivitis
Gambaran klinis :
1. Radang pada bagian marginal gingiva
2. Hilangnya stippling
3. Pembesaran gingiva
4. Adanya perdarahan secara spontan atau karena rangsangan.
Pembagian penyakit periodontal
Pubertas gingivitis
Definisi : Radang pada gusi yang disebabkan adanya perubahan hormonal pada remaja.
Klinis : - Pembesaran interdental papil
- Mudah berdarah

Penyebab : faktor lokal dan gangguan keseimbangan hormonal sering terjadi pada bagian anterior gigi dan biasanya pada anak-anak usia 11-14 tahun.

Terapi :
1. Menghilangkan faktor lokal
2. peningkatan OH
3. restorasi karies yang mengiritasi
4. bila tidak ada faktor lokal dapat dilakukan tindakan bedah

Faktor faktor yang memperburuk :
Penggunaan alat orthodonsi (plat yang menekan dan alat cekat yang bisa menyebabkan penimbunan plak).

Pencegahan : Peningkatan OH (Oral Hygiene)
Kontrol secara teratur

Eruption Gingivitis
Definisi : Keradangan gusi yang disebabkan adanya proses erupsi gigi pada anak –anak.
Ini berkaitan dengan kesulitan erupsi yang menyebabkan adanya pengumpulan plak.
Klinis : - keradangan sekitar gigi yang akan erupsi
- rasa sakit
- sering terjadi pada anak 6-7 tahun.
Penyebab : - kesulitan erupsi gigi permanen karena posisi
- Faktor lokal
- Debris, plak
Terapi : Ringan : Peningkatan OH. (Oral Hygiene)
 Berat : Antibiotik.


Pericoronitis
Definisi : Keradangan yang terjadi dimana operculum menghalangi erupsi gigi.
Proses akut disebabkan :
Sisa makanan
Trauma
Klinis : - Sakit, operculum membesar
- Pergerakan rahang terbatas
- Bau nafas tak sedap karena OH jelek
Terapi : - Pemberian obat –obatan untuk menghilangkan radang
- Pencabutan gigi bila tidak berfungsi untuk menghindari kekambuhan.
- Perawatan paliatif : Irigasi, Membebaskan oklusi, Kumur-kumur.


ANUG (Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis)
Definisi : * Infeksi akut pada gingiva yang disebabkan oleh bakteri borrelia vincentii.
* Bakteri Gram (-), anaerob = Porphyromonas Gingivalis, Veillonella sp, Selonomonas sp. (Hasman & Murray dalam Welbury, 2001)
Klinis : - Terjadi pada anak usia 6-12 tahun
- Radang pada gusi
- Sakit
- Perdarahan pada gusi
- Nafas tidak sedap karena adanya akumulasi plak dan jaringan nekrotik
- Demam
- Pembengkakan pada interdental dan adanya pseudomembran pada marginal gingiva.

Terapi : Lokal - Pengambilan jaringan nekrotik
- Peningkatan OH
- Irigasi dan kumur dengan chlorhexidine
Sistemik - Pemberian antibiotik


Localized Juvenile Periodontitis
Definisi : Gangguan respon jaringan periodontal terhadap bakteri tertentu pada sulkus gingiva. (actinobacillus actinomycotans)
Klinis : - Bone Loss sekitar I dan M permanen
- Infeksi pada sulkus gingiva
- Terjadi perdarahan (probing)

Terapi :
a. Khemoterapi : - pemberian antibiotik dalam jangka waktu yang lama,
diikuti dengan pemeriksaan lab, untuk melihat kuman yang ada.
b. Mekhanoterapi : - Scalling, kurretase
- Periodontal surgery
- Pencabutan gigi
- Perawatan ortho.
Diperlukan kontrol secara teratur untuk mencegah kekambuhan.

Manifestasi Oral Veneral Desease
Hanya terlihat pada remaja yang terkena penyakit karena hubungan seksual
Terapi : antibiotik untuk menghilangkan sumber penyakit.



Mouth Breathing
- Kebiasaan bernafas melalui mulut
-Kebiasaan- Perlu identifikasi penyebab
-Kelainan
- Klinis : radang gusi pada bagian anterior.
- Terapi :
1.Perlu penanganan orthodontis dan THT bila penyebabnya gangguan pernafasan
2.Pemberian Lubricant atau penggunaan oral screen pada waktu tidur.
3.Peningkatan OH untuk menghilangkan plak.

Menurut Mc.Donald R.

1. Simple Gingivitis
a. Gingivitis Erupsi.
b. Gingivitis karena OH jelek.
c. Alergi.

2. Acute Gingival Desease
a. Infeksi herpes simpleks
b. recurent apthous ulcer
c. ANUG
d. Candidiasis akut
e. Infeksi bakteri akut

3. Pembesaran Gingiva
a. Puberty Gingivitis
b. PIGO ( Phenytoin Induce Gingival Overgrowth)


4. Scorbuting Gingivitis
- Berkaitan dengan kekurangan vitamin C.
- Terbatas pada marginal dan papila
- perdarahan pada gusi
- Terapi : Pemberian Vitamin C
5. a. Prapubertal Periodontitis
b. Juvenil Periodontitis

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya plak
1. Erupsi Gigi
2. Maloklusi
3. Karies
4. Restorasi Gigi
5. Penggunaan alat Ortho.


Macam macam kelainan pada lidah.
1. Magroglosia
- Ukuran lidah lebih besar dari normal, biasanya kongenital.
- Sebab lain oleh karena alergi, trauma dan ini bersifat sementara.
- Sering pada anak kretinisme dan anak-anak pada type mongol.
terjadi kelainan klass III.- Pada keadaan ini biasanya pertumbuhan tulang rahang terganggu
- Perawatan : Tergantung etiologi.

2. Ancyloglosia
akan terjadi gangguan gerakan dan bicara.- Frenulum Lingua Pendek, antara ujung lidah dan dasar mulut



3. Fissure Tongue
- Jarang terdapat pada anak.
- Ada pada pasien kretinisme dan mongol
- Terdapat pada dorsum lidah, simetris memanjang.
- menurut robinson hal ini terjadi oleh karena defisiensi Vit. B Compleks.
sering timbul inflamasi.- Permukaan lidah tidak licin
4. Coated Tongue
- Adanya lapisan putih tipis oleh karena ada sisa makanan dan mikroorganisme.
- Bisa oleh karena faktor lokal dan sistemik tapi kebanyakan faktor lokal.
- Terdapat epithel yang keratinisasi
- Terdapat debris, mikroorganisme oleh karena aliran ludah berkurang.
oleh karena demam.- Penyebab sistemik
5. White Hairy Tongue
- Terjadi pembesaran papilla filiformis dan adanya desquamasi papilla filiformis.
Misalnya : Pada Px. Yang mengalami demam, apabila demam menurun penyakit sembuh dengan sendirinya.
6. Black Hairy Tongue
- Pemanjangan papilla filiformis pada 1/3 panjang lidah
- Jarang terjadi pada anak-anak.
- Pada remaja sering terjadi oleh karena pemakaian antibiotik secara sistemik.
- Bersifat asimtomatik (sembuh dengan sendirinya).

7. Geographic Tongue (mirip fissure tongue)
- Sering dijumpai
- Etiologi : tidak diketahui
- Menurut BURKET oleh karena infeksi fungi dan bakteri
- Lapisan keratin papilla mengalami desquamasi dan inflamasi dari korium.
- Terjadi pewarnaan merah halus dan dibatasi oleh papilla filiformis pada dorsum lidah.


8. Crenation
- Adanya berkas/tanda pada lidah oleh gigi-gigi sebelah lingual dan mandibula.
Misalnya : Karena tekanan dari makroglosia, kekurangan vit.B kompleks oleh karena tekanan otot yang kurang.
- Pemeriksaan Pada Mukosa :
- adanya luka
- Perubahan warna
- Konsistensi
- Apakah ada inflamasi.
- Normal : Muka dan gingiva, bukal dan lingual warnanya merah muda.
- Pada gingiva dilihat :
- Warna, Ukuran, Bentuk, Konsistensi dan stabilitas kapiler.
- Warna gingiva biasanya merah muda.
- Perubahan warna biasa terjadi pada inflamasi, gigi yang mau erupsi.
- Kelainan pada gigi dapat ditinjau dari :
- Jumlah, bentuk, warna, struktur dan erupsinya.

Penyebab Dan Cara Mengatasi/Menghilangkan Bau Mulut Tidak Enak/Sedap

Masalah bau mulut adalah masalah yang cukup serius bagi sebagian orang yang aroma mulutnya sangat tajam menusuk hidung orang-orang yang berada di sekitarnya. Orang yang puasa biasanya mulutnya akan bau tidak enak, namun hal ini wajar-wajar saja. Lain halnya jika bau mulut terjadi secara permanen tentu akan memberikan dampak atau citra yang negatif.
Bau mulut yang berkepanjangan dapat mengakibatkan seseorang jadi tidak percaya diri (pede) dan bisa menjadi pertanda suatu penyakit seperti penyakit diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, liver, gangguan pada pencernaan, dan lain sebagainya. Di samping itu bau mulut juga dapat ditimbulkan dari adanya lubang pada gigi, sisa makanan di dalam mulut, karang gigi / karies, dan lain sebagainya.
Tanda-tanda terjadinya bau mulut biasanya adalah akibat terganggunya keseimbangan asam mulut seperti alir liur kental, mulut kering dan rasa tidak nyaman bicara. Selain itu lawan bicara akan terlihat gelisah dan mengambil inisiatif menjauh / mengambil jarak dalam berbicara. Bisa juga seseorang akan komplain atas bau tidak enak yang tercium dan berasal dari mulut kita.
Ketika melakukan ibadah puasa, seseorang akan lebih rentan terkena bau mulut yang tidak sedap dihidung dikarenakan adanya pengurangan produksi air liur yang dapat membuat mulut menjadi kering / xerostomia. Akibatnya jumlah oksigen di dalam mulut akan berkurang. Bakteri anaerob dapat berkembang biak di dalam mulut tanpa oksigen yang memecah asam amino dan menghasilkan gas sulfur yang membuat mulut tidak sedap baunya.

Tips Cara Menghilangkan, Mengatasi dan Mencegah Bau Mulut Tidak Sedap By Organisasi.Org :
1. Gosok gigi yang rajin dan bersih setiap sehabis makan minimal selama 2 menit.
2. Tidak makan makanan dan minuman yang biasanya membuat mulut bau.
3. Hindari permen yang menimbulkan bau mulut setelah permennya habis.
4. Rawat gigi kita di dokter gigi dan cek up minimal dua kali setahun.
5. Minumn air putih yang banyak dan cukup.
6. Bersihkan lidah kita dari kuman dengan sikat lidah, sendok, sikat gigi, dsb.
7. Gunakan semprotan mulut penghilang bau.
8. Rajin berkumur dengan cairan pembersih mulut khusus untuk kumur.
9. Kebiasaan buruk merokok ditinggalkan saja.
10. Hindari banyaka makan makanan berminyak ketika sahur.
11. Makan makanan yang berserat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan segar.
12. Minum yogurt, makan vitamin c dosis tinggi dan mengunyah tumbuhan seperti daun ketumbar, ekaliptus, taragon, dan lain sebagainya.

Penyabab Gusi Berdarah

Anda termasuk orang yang sering mengabaikan ketika gusi Anda berdarah, padahal gusi yang sering berdarah tersebut dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius. Segera atasi dan obati gusi yang berdarah. Biasanya disebabkan karena penghapusan plak gigi yang tidak benar pada garis gusi. Hal ini bisa menyebabkan gingivitis (gusi meradang).
Bahayanya lagi jika plak tidak dihilangkan secara teratur atau dengan menyikat gigi dengan teratur dan bersih, maka akan mengeras dan menjadi karang gigi. Sehingga pada akhirnya dapat mengakibatkan pendarahan dan bahkan bisa menyebabkan periodontitis(penyakit rahang dan gusi).
Berikut beberapa penyebab gusi berdarah, yaitu
1. Infeksi bakteri, jamur atau virus.
2. Adanya gangguang pendarahan lain
3. Menyikat gigi terlalu keras
4. Perubahan hormon selama kehamilan
5. Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), yaitu penyakit darah yang tak cukup memiliki sel darah merah.
6. Pemasangan gigi palsu yang tidak pas
7. Flossing yang tidak sesuai
8. Infeksi yang terjadi karena pada gigi dan gusi
9. Leukemia
10. Penggunaan pengencer darah
11. Kekurangan vitamin K
Untuk menghindari gusi berdarah, sebaiknya periksa kedokter gigi minimal 6 bulan sekali untuk menghilangkan plak, mengikat gigi dengan lembut dengan bulu sikat yang halus sehabis makan dan hindari penggunaan obat pencuci mulut yang mengandung alkohol karena dapat memperburuk masalah pada gigi dan gusi Anda.
Berikut beberapa cara mengatasi saat gusi Anda berdarah, sbb:
1. Makan banyak buah yang mengandung vitamin C dan juga makanan yang mengandung banyak kalsium. Kalsium dapat membantu dalam memperbaiki kerusakan gigi yang berkelanjutan karena cedera gusi.
2. Batasi asupan gula. Kelebihan gula dalam makanan ringan, soda manis atau makanan olahan dapat menyebabkan kerusakan gigi dan memperparah pendarahan.
3. Hindari penggunaan tembakau dan merokok yang dapat memperburuk gusi berdarah
4. Jika Anda telah didiagnosa kekurangan vitamin, maka segeralah cukupi kebutuhan vitamin.
5. Kontrol perdarahan gusi dengan memberi tekanan langsung pada gusi dengan kain kasa yang direndam dalam air es.

Karang Gigi atau Calculus



Karang gigi adalah kotoran dalam mulut yang menempel pada gigi dalam jangka waktu lama, sehingga lama lama akan mengeras dan membatu sehingga akan sulit untuk dibersihkan jika hanya dengan menggosok gigi. atau dalam pengertian lain, karang gigi adalah kumpulan plak yang termineralisasi yang sangat lengket di atas email gigi. berdasarkan lokasi karang gigi ada di dua tempat, yaitu di supragingiva atau permukaan gigi di atas gusi dan di subgingiva atau permukaan gigi di bawah gusi. Tempat utama munculnya karang gigi pada daerah yang sulit dibersihkan.
Penyebab karang gigi
kotoran pada gigi atau plak terbentuk akibat aktivitas bakteri yang mengubah sisa gula di atas permukaan email gigi. Plak sangat sulit dibersihkan, namun jika dibiarkan menumpuk dapat memicu gangguan kesehatan mulut yang lain, Akibatnya dapat menyebabkan berbagai penyakit gusi, seperti radang gusi (gingivitis) yang ditandai dengan gusi tampak kemerahan, agak membengkak, dan sering berdarah saat menggosok gigi.
Hal ini dapat berlanjut menjadi radang jaringan penyangga gigi lainnya (periodontitis) bila tidak segera dirawat. Bila sudah tahap ini dapat menimbulkan gigi goyang karena jaringan penyangga gigi sudah rusak.

cara menghilangkan atau membersihkan karang gigi
Muncul karang gigi memang terkadang tidak kita sadari. jika ada telah menyadari munculnya karang gigi pada gigi anda sebaiknya anda segera melakukan tindakan untuk segera menghilangkan karang gigi tersebut, agar tidak menimbulkan gangguan mulut yang lain. Karang gigi tidak dapat hilang bila hanya dengan menggosok gigi atau berkumur dengan obat kumur. Untuk membersihkan karang gigi tidak dianjurkan untuk membersihkan sendiri, karena dikawatirkan akan memperparah keadaan gigi anda. Pembersihan karang gigi memerlukan bantuan dokter atau perawat gigi. Jika dilakukan dengan cara yang baik dan benar, pembersihan karang tidak akan merusak gigi.Yang tidak jarang terjadi adalah gigi jadi ngilu karena bagian – bagian leher gigi yang tadinya tertutup karang jadi terbuka. Gusi juga mungkin sedikit berdarah karena tepi gusi yang tertutup karang memang lebih sensitif, tapi pendarahan akan berhenti setelah karang gigi dibersihkan.

Cara mencegah karang gigi
karang gigi juga dapat dijegah agar tidak muncul pada gigi anda, dibawah ini beberapa langkah untuk mencegah karang gigi
1. Jagalah kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi dua kali sehari, dapat mencegah pembentukan plak pada permukaan email gigi.
2. Bersihkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dengan menggunakan benang gigi (dental floss) atau sikat interdental
3. Perbanyaklah minum air putih
4. Kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula dan tepung.
5. Lakukan pemeriksaan gigi secara berkala, 6 bulan sekali.

Warna Gigi dan Pewaranaan pada Gigi

warna normal gigi dewasa adalah kuning keabu-abuan, putih keabu-abuan, atau putih kekuning-kuningan sedangkan warna gigi sulung normal adalah putih kebiru-biruan atau putih susu. nah jadi bukan sekedar putih saja. warna putih yang kita lihat adalah kontras warna gigi terhadap kulit kita, jadi kalau memang ingin melihat perbandingan warna gigi kita dengan warna putih dapat dilakukan saat kita menggosok gigi.
sekedar mengisahkan pengalaman hidup saya, ketika saya masih anak-anak saya terkejut melihat warna gigi saya menguning ketika saya menggosok gigi namun setelah saya selesai menggosok gigi ternyata saya lihat warna gigi saya tidak sekuning saat saya menggosok gigi. nah dari sana mulai mencari bahan bacaan mengenai warna gigi, setelah saya kuliah saya lebih mendalami kalau warna gigi kita memang tidak 100% putih. jadi jangan terkejut kalau tiba2 warna gigi anda berubah :).
beberapa faktor yang menyebankan warna gigi berubah dari warna normalnya.
1. Seringnya mengkonsumsi kopi/ minuman dengan kadar warna yang pekat.
2. merokok, ya rokok memang dianggap biang kerok atas perubahan warna gigi.
3. dan beberapa makan lainnya, namum semua itu bisa kita cegah dengan teratur menggosok gigi.

Beberapa cara yang apat dilakukan untuk mengembalikan warna gigi anda apabila sudah berubah dari warna normalnya :
1. pemutihan gigi dengan gel.
Pemutihan dengan menggunakan gel merupakan pemutihan yang bisa dilakukan di rumah. Yang harus kita perhatikan sebelum melakukan pemutihan adalah memeriksakan gigi pada dokter untuk dilihat keadaannya. Jika kita memiliki gigi berlubang, maka gigi-gigi tersebut akan ditambal lebih dulu untuk menghindari iritasi. Gel yang masuk ke dalam sela gigi dan gusi akan menyebabkan rasa linu yang cukup berat.

2. Pemutihan dengan Laser
Pemutihan dengan cara ini biasanya dilakukan untuk kasus yang cukup parah. Tidak seperti gel, cara pemutihan gigi ini harus dilakukan di klinik dengan bantuan dokter gigi. Ini disebabkan kandungan pemutih giginya lebih tinggi – sampai 35 mili, sementara komposisi dalam gel pemutih hanya 10 –15 mili, sehingga jika tidak dilakukan dengan hati-hati, maka akan mengakibatkan rasa ngilu yang cukup berat. Karena bisa mengakibatkan iritasi pada gusi, maka dokter biasanya akan memberikan pengamanan terlebih dahulu pada gusi.
Setelah itu, pada proses pemutihannya, gusi akan disinari dengan sinar yang cukup tinggi, kemudian dibilas dan disinari lagi. Perubahan akan terlihat hanya dalam waktu 0,5 – 1 jam. Untuk hasil yang baik, pasien harus melakukan perawatan gigi seperti biasa dengan baik, misalnya teratur menggosok gigi dan lebih selektif mengkonsumsi makanan atau minuman.

3. Pemutihan dengan selotip pemutih
Ini adalah pemutihan gigi paling cepat, hanya butuh waktu setengah jam. Tetapi, hasilnya tidak awet. Jika pemutihan lain bisa bertahan 3 tahun, dengan selotip hanya bertahan beberapa hari saja. Pada proses pemutihannya, selotip pemutih ditempelkan pada gigi selama setengah jam. Dan setelah dilepaskan, gigi akan tampak menjadi lebih putih. Cara ini juga merupakan cara sekali pakai.
Jika pada kesempatan lain warna gigi sudah berubah, pemasangan selotip bisa digunakan kembali. Biasanya, satu paket selotip pemutih memiliki masa kadaluarsa dua tahun. “Harga satu paket selostip cukup mahal, yaitu Rp 750 – 1 juta.”

Penyebab Gusi Berdarah

Anda termasuk orang yang sering mengabaikan ketika gusi Anda berdarah, padahal gusi yang sering berdarah tersebut dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius. Segera atasi dan obati gusi yang berdarah. Biasanya disebabkan karena penghapusan plak gigi yang tidak benar pada garis gusi. Hal ini bisa menyebabkan gingivitis (gusi meradang).
Bahayanya lagi jika plak tidak dihilangkan secara teratur atau dengan menyikat gigi dengan teratur dan bersih, maka akan mengeras dan menjadi karang gigi. Sehingga pada akhirnya dapat mengakibatkan pendarahan dan bahkan bisa menyebabkan periodontitis(penyakit rahang dan gusi).
Berikut beberapa penyebab gusi berdarah, yaitu
1. Infeksi bakteri, jamur atau virus.
2. Adanya gangguang pendarahan lain
3. Menyikat gigi terlalu keras
4. Perubahan hormon selama kehamilan
5. Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), yaitu penyakit darah yang tak cukup memiliki sel darah merah.
6. Pemasangan gigi palsu yang tidak pas
7. Flossing yang tidak sesuai
8. Infeksi yang terjadi karena pada gigi dan gusi
9. Leukemia
10. Penggunaan pengencer darah
11. Kekurangan vitamin K
Untuk menghindari gusi berdarah, sebaiknya periksa kedokter gigi minimal 6 bulan sekali untuk menghilangkan plak, mengikat gigi dengan lembut dengan bulu sikat yang halus sehabis makan dan hindari penggunaan obat pencuci mulut yang mengandung alkohol karena dapat memperburuk masalah pada gigi dan gusi Anda.
Berikut beberapa cara mengatasi saat gusi Anda berdarah, sbb:
1. Makan banyak buah yang mengandung vitamin C dan juga makanan yang mengandung banyak kalsium. Kalsium dapat membantu dalam memperbaiki kerusakan gigi yang berkelanjutan karena cedera gusi.
2. Batasi asupan gula. Kelebihan gula dalam makanan ringan, soda manis atau makanan olahan dapat menyebabkan kerusakan gigi dan memperparah pendarahan.
3. Hindari penggunaan tembakau dan merokok yang dapat memperburuk gusi berdarah
4. Jika Anda telah didiagnosa kekurangan vitamin, maka segeralah cukupi kebutuhan vitamin.
5. Kontrol perdarahan gusi dengan memberi tekanan langsung pada gusi dengan kain kasa yang direndam dalam air es.

Jumat, 18 Maret 2011

Halitosis

Halitosis atau napas yang kurang sedap, penyebab dari masalah napas kurang sedap ini, menurut Dr. Robert bisa terjadi karena adanya mikro organisme pada permukaan Iidah yang banyak menghasilkan VSC atau Volatile Sulfur Compound yang merupakan senyawa sulfur mudah menguap serta berbau tidak sedap. Yang terpenting untuk menghindari masalah ini adalah melakukan perawatan kesehatan dan kebersihan secara menyeluruh di semua bagian rongga mulut setiap hari.
Untuk masalah Halitosis yang cukup ekstrim, ahli Halitosis akan menganjurkan bahan-bahan pembantu yang bentuknya seperti odol, obat kumur dan gel yang berfungsi mengubah VSC menjadi tidak berbau. Untuk itu, pertama-tama dokter akan mengukur bau napas anda salah satu cara dengan alat Halimeter. kadang masalah gigi tiruan sangan berhubungan dengan bau mulut, oleh karena itu sangat dianjurkan untuk rekan-rekan yang memakai gigi palsu untuk membersihkan dengan ekstra gigi dan mulut agar tidak terjadi bau mulut, ya walaupun sebenarnya bau mulut tidak bisa kita hindari tapi setidaknya kita mengurangi bau yang kurang sedap itu. Karena pemakaian gigi tiruan merupakan memasang benda asing didalam rongga mulut kita. secara alamiah gigi tiruan tidak dapat meniru gigi asli kita secara untuh seperti mekanisme self cleansing, yaitu pembersihan yang dilakukan oleh pasangan gigi dan gusi.

Gigi Palsu



Pernah terbayang kalau kita tua nanti akan memakai gigi tiruan/ gigi palsu? Pastinya kita semua pernah melihat nenek, kakek atau orang tua kita memakai gigi palsu. Kebutuhan setiap orang untuk memakai gigi palsu cukup beragam, mulai dari kebutuhan untuk menggantikan gigi yang telah hilang, menggantikan gigi yang telah rusak dan dijadikan tanda status sosial yang sering kita dengar di daerah Madura.
Oleh karena itu tidak mengherankan jika gigi tiruan dengan bahan alloy emas banyak dipakai oleh kalangan tertentu meskipun secara estetika kurang sesuai.

Secara umum gigi palsu yang pada dunia kedokteran gigi lebih dikenal sebagai gigi tiruan dibedakan menjadi dua yaitu gigi tiruan lepasan (GTL) dan gigi tiruan cekat (GTC). Gigi tiruan lepasan adalah gigi tiruan yang dapat dilepas dan dipasang oleh pengguna. Sedangkan gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan yang tidak dapat dilepas atau dipasang sendiri oleh pengguna.
Untuk lebih jelasnya bisa saya jelaskan seperti berikut:

1. Gigi Tiruan Sebagian
Yaitu gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi di dalam lengkung rahang. Ada dua macam gigi tiruan sebagian yaitu (1) Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, yaitu GTS yang bisa dilepas dengan mudah baik oleh pasien maupun oleh dokter gigi. (2) Gigi Tiruan Sebagian Cekat, yaitu GTS yang dalam penggunaannya tidak bisa dilepas dengan mudah oleh pasien.

2. Gigi Tiruan Lengkap
Yaitu gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi dalam satu lengkung rahang maupun seluruh rahang di dalam rongga mulut

Bahan Gigi Tiruan

Bahan yang biasa digunakan untuk membuat gigi tiruan adalah logam, akrilik dan porselen. Adapun logam yang biasa dipakai adalah alloy emas, alloy chromium cobalt, dan alloy chromium nikel. Ketiga bahan gigi tersebut dapat dipilih sesuai kebutuhan dan disesuaikan dengan ketersediaan biaya.

Kawat gigi / bracket




Kawat gigi atau bracket, diantara kita pastinya ada yang sedang menggunakan alat bantu gigi ini, mengapa saya katakan alat bantu gigi?
alasan pertama karena letaknya dengan gigi dan selalu menjaga gigi kita.
alasan kedua karena dipakai untuk hiasan dan biar pede :)
alasan ketiga karena dipakai oleh orang yang mempunyai kelainan di rahang dan bertujuan memperbaiki bentuk wajahnya. mmm kira2 alasan tersebut cukup bagi saya untuk membuat tilisan singkat ini :)

kawat gigi pada era lampau merupakan hal yang aneh dan terkesan merepotkan, namun sekarang remaja maupun artis menggunkana kawat gigi selain untuk memperbaiki bentuk rahang maupun giginya, tidak sedikit yang menggunakan kawat gigi ini sebagai hiasan di wajah untuk mendukung penampilan. namun kapankah seseorang memerlukan perawatan menggunakan kawat gigi ?

Kawat gigi adalah kawat yang dapat meratakan gigi. Menurut jenisnya, bracket (bagian yang menempel) pada kawat gigi untuk tujuan estetis atau kosmetik ada yang bisa dilihat dan tidak bisa dilihat. Ada yang bersifat permanen artinya tidak dapat dilepas dan dipasang, lalu ada juga yang bersifat bisa dilepas dan dipasang. Mekanismenya yaitu dia mengatur, mendorong dan menahan pergerakan gigi. Perawatan ortho bertujuan untuk memperbaiki fungsi bicara, estetis muka, sudut bibir, rahang, senyum.

Sebaiknya, pemasangan (kawat gigi) dilakukan oleh dokter gigi spesialis orthodontist. Jika susunannya normal, geligi berbaris rapi atau antara gigi atas dan bawah bisa tepat mengatup. kalau sudah simetris - garis tengah dua gigi depan atas sejajar dengan garis tengah dua gigi depan bawah, sedangkan letaknya persis di bagian tengah wajah. Namun, tak semua orang bagus susunan giginya. Prevalensi (angka kejadian) kelainan susunan geligi dan pengatupan rahang di Indonesia konon mencapai 80%. Kelainan ini menjadi masalah terbesar ketiga setelah gigi berlubang dan penyakit gusi. Jika gigi-geligi terlalu berjejal, maju-mundur, gingsul, atau sebaliknya terlalu jarang, kawat gigi diperlukan untuk meluruskan. Juga pada kondisi rahang bawah normal, rahang atas maju (tonggos), atau sebaliknya, rahang bawah terlalu maju, rahang atas normal (cakil). Jika tak cepat ditangani, kelainan-kelainan itu akan membuat acara sikat gigi tak maksimal. Akibatnya, gigi jadi gampang berlubang, tumbuh banyak karang gigi, gusi mudah berdarah, dan memun-culkan bau mulut tak Sedap. Pada tahap lebih parah, bahkan dapat menimbulkan gangguan sakit kepala dan otot leher.

bebrapa orang yang saya temui kadang menanyakan kapan sebaiknya kita menggunakan kawat gigi? lalu apakah kawat gigi itu mutlak penting bagi kita?
pemasangan kawat gigi pada akhir masa gigi campur atau ketika anak memasuki masa pubertas (12 tahun). Walaupun sudah kelihatan berjejalan, sebaiknya biarkan gigi tetap tumbuh dulu sampai sekitar usia 12 tahun, agar perkembangan rahangnya maksimal. Untuk memastikan gigi pasien dipagari dengan benar, orthodontist akan mengamati dan mengambil data pasien selengkap mungkin, meliputi pemeriksaan klinis geligi,seperti pencatatan gigitan dan ke simetrisan gigi, serta katupan geligi. Semua masalah seperti gigi bolong, karang gigi, kelainan jaringan gigi, dan perawatan saraf gigi, jika ada, harus ditangani dulu, sehingga gigi benar-benar bersih dan sehat.
Perawatan dengan bantuan kawat ini perlu kedisiplinan tinggi, karena meliputi seluruh gigi. Termasuk mengarahkan gigi yang belum tumbuh, agar mendukung perbaikan tumbuhnya rahang. Kalau perlu, dilakukan pengambilan foto rontgen yang mencakup dua sudut pengambilan, yaitu panoramik (raut seluruh geligi dan tulang) serta chepalometri (kedudukan rahang, tulang muka dan geligi). Selanjutnya, dilakukan pencetakan geligi untuk mendapatkan model. Dari hasil foto rontgen dan cetakan geligi inilah dilakukan analisis kelainan untuk rencana perawatan. Misalnya, berapa mili-meter ketidaknormalannya? Apakah cukup diasah atau plus pemakaian kawat gigi lepasan? Perlukah mencabut geraham kecil di belakang gigi taring, masing-masing dua di atas dan di bawah? Pada rahang cakil, perlukah operasi pemotongan tulang bawah oleh orthodontist dan ahli bedah mulut? Berikutnya, akan dipaparkan secara detail rencana perawatan dan pembiayaan. Karena perawatan berlangsung lama, antara enam bulan sampai tiga tahun (tergantung berat-ringannya kasus), ongkosnya relatif mahal. Pasien pun harus bersedia menandatangani Inform Consent alias persetujuan perawatan, baik untuk perawatan dengan kawat gigi lepasan maupun cekat.

nah kalau sekarang masalah harga ??? wah anda pasti bertanya2 berapa sih harga untuk pemasangan kawat gigi? mohon maaf kalau untuk masalah ini saya tidak bisa menjawab karena tarif disesuaikan oleh masing-masing dokter gigi maupun dokter spesialisnya.

Walau tak ada pantangan, sebaiknya hindari makanan yang manis, lengket, liat, dan bersoda, karena makanan macam itu lebih sulit dibersihkan. Makanan padat dan keras kayak apel, sebaiknya dipotong kecil-kecil. Jangan coba-coba melepas atau menyetel kawat gigi yang sudah dipasang.


Jika bracket lepas, atau kawatnya ada yang menusuk gigi, mengadulah segera ke dokter.

kesehatan mulut




Mulut sebenarnya sudah mempunyai sistem pembersihan sendiri yaitu air ludah. Akan tetapi, dengan makanan modern sekarang, pembersih alam ini tidak lagi dapat berfungsi. Kita dapat menggunakan sikat gigi sebagai alat bantu untuk membersihkan gigi. Pilih sikat gigi yang bulunya tidak terlalu keras karena akan dapat melukai gusi. Selain itu, besarnya sikat juga harus disesuaikan dengan besarnya rongga mulut kita.
Selain untuk perawatan rutin, kita harus segera mengunjungi dokter gigi jika keadaan mengalami salah satu atau lebih dari kondisi berikut:

Bila mengalami bau mulut tidak sedap tanpa penyebab yang jelas selama satu minggu, walaupun sudah menyikat gigi, lidah, gusi dan melakukan pembersihan dengan benang gigi

Bila mengalami bau mulut disertai sakit gigi; mungkin ada gigi yang berlubang atau abses.

Sikatlah gigi dengan gerakan memutar, karena selain membersihkan, gerakan ini juga tidak akan merusak gusi. Ketika menyikat gigi, sikat juga bagian atas lidah dengan sikat gigi. Pastikan mencapai bagian belakang.

Bila gusi berdarah, karena ini bisa merupakan tanda-tanda penyakit gusi.

Bila ada bau mulut disertai demam atau batuk dan lendir, ini dapat merupakan gejala abses paru. Dalam hal ini, dokter gigi akan merujuk kita ke dokter spesialis.

Selain itu, kita bisa menggunakan benang gigi untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang ada di celah-celah gigi paling sedikit dua kali dalam sehari, terutama sehabis makan. Bila kita dalam situasi sangat terburu-buru dan tidak ada waktu yang cukup untuk melakukan hal di atas, bau mulut dapat dihilangkan secara sementara dengan penggunaan obat kumur, makan jeruk, apel, atau seledri.


Bersihkan karang gigi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali dan periksakan secara teratur satu tahun sekali untuk kontrol gigi (dental check-up). Selain itu, berhenti merokok, mengurangi konsumsi gula, kopi dan alkohol, makanan berbumbu dan makanan berbau (seperti pete atau jengkol), serta minum banyak air putih akan membantu merawat gigi.

Pengaruh Rokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

Pengaruh Rokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai dimana-mana di dunia. Kebiasaan ini sudah begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun berpendidikan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial.Banyak penelitian dilakukan dan malah disadari bahwa merokok mengganggu kesehatan tubuh. Tetapi untuk menghentikan kegiatan ini sangat sulit.
Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paru-paru, oesophagus, laryng, dan rongga mulut.
Kanker di dalam rongga mulut biasanya dimulai dengan adanya iritasi dari produk-produk rokok yang dibakar dan diisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak sakit.
Selain itu merokok juga dapat menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada lidah, gusi, mukosa mulut, gigi dan langit-langit yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi jamur.
Asap rokok mengandung komponen-komponen dan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. Banyaknya komponen tergantung pada tipe tembakau, temperatur pembakaran, panjang rokok, porositas kertas pembungkus, bumbu rokok serta ada tidaknya filter. Sedangkan zat-zat yang berbahaya berupa gas-gas dan partikel-partikel. Asap rokok yang kita hisap 90% mengandung berbagai gas seperti N2, O2, CO2, 10% sisanya mengandung partikel tertentu seperti ter, Nikotin dan lain-lain. Partikel dalam asap rokok yang dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik) adalah ter.

PENGARUH MEROKOK TERHADAP LIDAH
Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga menjadi lebih panjang (hipertropi). Disini hasil pembakaran rokok yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga perokok sukar merasakan rasa pahit, asin, dan manis, karena rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).

PENGARUH MEROKOK TERHADAP GUSI
Jumlah karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti gingivitis atau gusi berdarah. Disamping itu hasil pembakaran rokok dapat menyebabkan gangguan sirkulasi peredaran darah ke gusi sehingga mudah terjangkit penyakit.

PENEBALAN MUKOSA AKOBAT MEROKOK
Merokok merupakan salah satu faktor penyebab Leukoplakia yaitu suatu bercak putih atau plak pada mukosa mulut yang tidak dapat dihapus. Hal ini bisa dijumpai pada usia 30-70 tahun yang mayoritas penderitanya pria terutama yang perokok. Menurut penelitian Silverman dari semua kasus Leukoplakia 95% adalah perokok.
Iritasi yang terus menerus dari hasil pembakaran tembakau menyebabkan penebalan pada jaringan mukosa mulut. Sebelum gejala klinis terlihat, iritasi dari asap tembakau ini menyerang sel-sel epitel mukosa sehingga aktifitasnya meningkat. Gejala ini baru terlihat bila aktifitas selluler bertambah dan epitel menjadi tebal, terutama tampak pada mukosa bukal (mukosa yang menghadap pipi) dan pada dasar mulut. Perubahan mukosa mulut terlihat sebagai bercak putih. Bercak putih tersebut mungkin disebabkan karena epitel yang tebal jenuh dengan saliva (air ludah). Para ahli mengatakan bahwa leukoplakia merupakan lesi pra-ganas di dalam mulut. Perubahan leukoplakia menjadi ganas 3-6%.

NODA ATAU STAIN KARENA TEMBAKAU
Gigi dapat berubah warna karena tembakau. Pada mulanya noda ini dianggap disebabkan oleh nikotin, tetapi sebetulnya adalah hasil pembakaran tembakau yang berupa ter. Nikotin sendiri tidak berwarna dan mudah larut. Shafer dan kawan-kawan mengatakan bahwa warna coklat terjadi pada perokok biasa, sedang warna hitam terjadi pada perokok yang menggunakan pipa. Noda-noda tersebut mudah dibersihkan karena hanya terdapat di dataran luar gigi. Tetapi pada orang yang merokok selama hidupnya, noda tersebut dapat masuk ke lapisan email gigi bagian superficial dan sukar untuk dihilangkan.
Kebiasaan merokok sangat mempengaruhi kesehatan mulut terutama perubahan mukosa (selaput lendir). Kebanyakan, kanker di dalam mulut dimulai dengan perubahan mukosa. Perubahan ini tidak menimbulkan rasa sakit (lesi pra-ganas) sehingga tidak diperhatikan sampai keadaan menjadi lanjut. Oleh karena itu jika terdapat bercak putih, sedini mungkin datang ke dokter gigi.

Sariawan/Stomatitis




Sariawan merupakan salah atu penyakit yang populer, karena hampir setiap orang mengalami sariawan dalam hidupnya. nah lalu apakah anda mengetahui tentang sariawan? apakah sariawan? apa penyebab sariawan? bagaimana cara mengobati sariawan? pertanyaan tersebut sangat sering saya terima dari rekan2 saya maupun dari orang yang kebetukan bertemu.

Dalam ilmu kedokteran gigi atau pun dalam ilmu kesehatan gigi sariawan tidak luput dari perhatian, mungkin beberapa orang menganggap enteng namun kenyataannya sangat menggang kita dalam aktifitas apa lagi kalau kita makan wahh... makanan mahal yang terasa enak sekalipun kalau kita sariawan tidak akan terasa nikmat di mulut.

Sariawan merupakan bahasa awam untuk berbagai macam lesi/benjolan yang timbul di rongga mulut. Namun biasanya jenis sariawan yang sering timbul sehari-hari pada rongga mulut kita disebut (dalam istilah kedokteran gigi) Stomatitis Aftosa Rekuren.
Gejalanya berupa rasa sakit atau rasa terbakar satu sampai dua hari yang kemudian bisa timbul luka (ulser) di rongga mulut. Rasa sakit dan rasa panas pada sariawan ini membuat kita susah makan dan minum. Sehingga kadang pasien dengan Sariawan datang ke dokter gigi dalam keadaan lemas. Ini sering menyerang siapa saja. Tidak mengenal umur maupun jenis kelamin. Biasanya daerah yang paling sering timbul Sariawan ini adalah di mukosa pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah serta di langit-langit.

Penyebab dari sariawan/satomatitis?

Sampai saat ini penyebab utama dari Sariawan belum diketahui. Namun para ahli telah menduga banyak hal yang menjadi penyebab timbulnya sariawan ini, diantaranya adalah :

Faktor General :
Hormonal maupun penyakit sistemik.
Stres.

Faktor Lokal:
Overhang tambalan atau karies, protesa (gigi tiruan)
Luka pada bibir akibat tergigit/benturan.
Defisiensi (kekurangan) vitamin B12 dan zat besi.
dll yang menyebabkan trauma pada gusi atau mukosa mulut.

Infeksi virus dan bakteri juga diduga sebagai pencetus timbulnya Sariawan ini. Ada pula yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut. Nah yang cukup sering terjadi pada kita, terutama warga kota yang sibuk, adalah stress. Faktor psilkologis ini (stress) telah diselidiki berhubungan dengan timbulnya Sariawan.

Cara mengatasinya Sariawan

Dengan mengetahui penyebabnya, diharapkan kita dapat menghindari timbulnya sariawan ini, diantaranya dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama yang mengandung vitamin B12 dan zat besi. Juga selain itu, jangan lupa untuk menghindari stress. Namun bila ternyata sariwan selalu hilang timbul, Anda dapat mencoba dengan kumur-kumur air garam hangat dan pergi ke dokter gigi untuk meminta obat yang tepat untuk sariawannya. Karena apabila kita tidak tau pasti kadang kita mengkonsumsi obat yang salah, karena pengobatannya sebaiknya juga berdasarkan faktor penyebabnya. Sebaiknya jangan di obati sembarangan karena kita tidak tahu apakah obat tersebut bersifat karsinogenik, atau merangsang kanker.

Gigi Sensitif permasalahan dan solusi




Sebagian dari kita tentunya pernah mengalami gigi sensitif atau sambil baca artikel ini anda sedang mengalami sensitivitas pada gigi anda. Nah disini saya akan membahas sedikit ilmu saya tentang sensitivitas pada gigi. Beberapa pertanyaan mungkin muncul dalam pukiran anda sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan gigi sensitif? apa penyebab gigi sensitif? bagai mana pencegahannya? lalu kalo udah terlanjur gigi sensitif gimana cara penanggulangannya? saya akan menjawab semua pertanyaan tersebut.

Gigi Sensitif
Gigi sensitif merupakan istilah umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya dentine hypersensitive akibat menipisnya enamel, penurunan gusi dan terbukanya dentin, sebuah lapisan di bawah enamel. Nyeri yang berkaitan dengan sensitivitas terjadi dalam saraf gigi, nyeri dari gigi sensitif tidak selamanya tetap; ada yang sementara dan sementara namun berkala. Nyeri yang tidak henti-henti mungkin merupakan satu tanda masalah yang lebih serius. Bagaimanapun, adalah penting bagi anda membincangkan
gejala tersebut dengan dokter gigi anda untuk menentukan penyebab dan perawatan selanjutnya, karena masalah ini akan sangat mengganggu kalau tidak ditindak lanjuti.

Penyebab Gigi Sensitif
Dari hasil penelitian para ahli di USA, sebanyak 50-90%, penderita memberikan tekanan besar/berlebih pada saat menggosok gigi. Kebiasaan menggosok gigi dengan tekanan berlebih dapat membuat gusi mengalami iritasi atau gusi menurun dari leher gigi, lama kelamaan akar gigi akan terbuka (resesi gingiva), leher gigi berlubang, lapisan email pun akan berkurang ketebalannya sehingga bila minum air dingin, asam/manis atau bahkan tersentuh bulu sikat gigi pun akan terasa ngilu. Oral hygiene/keadaan rongga mulut yang buruk, penumpukan plak/karang gigi, yang merupakan "rumah" tinggalnya berjuta-juta kuman dalam rongga mulut. Lambat laun karang gigi pun dapat mengiritasi gusi sehingga gusi akan mudah berdarah, timbul pula bau mulut yang tidak "segar". Pembentukan lapisan email gigi yang kurang sempurna (ename hypoplasia) dapat pula terjadi pada individu-individu tertentu. Keadaan ini pun akan menjadikan gigi menjadi sensitif. Food impaksi/penumpukan sisa-sisa makanan di daerah pertemuan gigi dengan gigi/kontak gigi. Sisa makanan ini menyusup masuk melalui leher gigi dan sulit terjangkau sikat gigi sehingga akan sulit dibersihkan, lama kelamaan penumpukannya akan semakin banyak, menekan saku gusi semakin dalam dari keadaan normal. Secara garis besar penyebab sensitivitas gigi adalah :
1. Penurunan Gusi.
2. Buruknya Orah Hygiene (OH -).
3. Bleaching ( Pemutihan permukaan gigi).
4. Terkikisnya Email.
5. penyikatan gigi terlalu kuat.

Pencegahan Gigi Sensitif
Untuk mencegah gigi menjadi sensitif, kuncinya adalah mengurangi tekanan berlebih saat menggosok gigi, memakai sikat gigi dengan jenis bulu sikat yang tidak keras dan menggosok gigi dengan cara yang benar. Menggunakan pasta gig yang khusus untuk gigi sensitif, Rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi, usahakan jangan minum/makan panas dan dingin dalam waktu bersamaan.

Pengobatan Gigi sensitif

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan bagi penderita yang memunyai gigi sensitif adalah;

1. Menghilangkan kebiasaan buruk menggosok gigi dengan tekanan berlebih.

2. Menggosok gigi dengan cara dan waktu yang tepat.

3. Memakai jenis bulu sikat gigi yang lunak/soft tidak menggunakan bulu sikat yang sudah rusak.

4. Menggunakan pasta gigi yang mengandung zat strontium chloride/ potassium nitrate/ fluoride atau berkumur-kumur dengan obat kumur yang mengandung zat-zat di atas. Menurut para peneliti zat ini mampu membentuk ikatan kristalisasi serta menutupi porus-porus pada permukaan mahkota gigi yang banyak pembuluh syaraf (tubuli dentin)/ permukaan akar gigi yang terbuka, sehingga dapat menghilangkan keluhan-keluhan gigi sensitif.

5. Pada keadaan akar gigi yang terbuka/sudah timbul lubang pada leher gigi seyogianya dilakukan penambalan.

6. Pada kasus mahkota gigi/email gigi tipis (hypoplasia enamel) biasa dibuatkan mahkota jaket.

7. Menggunakan compound oxalate atau dengan bonding agent untuk menutupi porus-porus/tubuli dentin.

Sikat Gigi Yang Benar

Sikat gigi dikatakan ideal bila memenuhi beberapa syarat, yaitu:




1. Ukuran sikat harus mampu menelusuri bagian-bagian dalam mulut sampai gigi bagian belakang. Untuk anak, karena ukuran rongga mulutnya sangatlah kecil, maka sebaiknya bentuk kepala sikatnya juga kecil dan pipih, sehingga bisa menjangkau lorong gigi anak yang sangat sempit.
.
2. Kemudian, bulu sikat hendaknya lembut, tapi kuat. Bila ada anggapan bahwa bulu sikat yang kasar atau kaku dianggap lebih efektif membersihkan kotoran dan plak ketimbang bulu sikat yang halus, itu tidak benar.

3. Bulu sikat gigi yang kasar bisa menyebabkan kerusakan gusi, terutama gusi yang berbatasan langsung dengan gigi atau yang lazim disebut dengan leher gigi. "Leher gigi ini sangat sensitif terhadap gesekan-gesekan mekanis. Jadi, jika gigi disikat terlalu kasar, bisa jadi leher gigi anak cepat rusak. Dampaknya, bisa menyebabkan infeksi dan kelainan gusi." Gusi yang rusak membuat umur gigi tidak berumur panjang. Gigi akan mudah goyang dan akhirnya satu per-satu akan tanggal terkena infeksi. Gusi ibarat pondasi sebuah bangunan. Sementara gigi adalah bangunannya. Jadi, meski bangunan tersebut dibuat dari bahan yang kuat dan berkualitas, tidak akan ada artinya jika pondasinya sendiri keropos.

4. Pondasi yang kuat juga akan sia-sia jika bangunan yang dibuat tidak kokoh. Jadi, baik gigi maupun gusi harus sama-sama saling menguatkan. "Itulah mengapa, penggunaan sikat gigi yang benar berkaitan dengan pencegahan kerusakan gigi dalam jangka panjang." Tidak hanya itu, email gigi yang terletak di leher gigi pun bakalan ikut rusak. Penipisan email gigi ini akan menyebabkan gigi kerap mengalami gangguan, seperti ngilu dan nyeri. Hal ini terjadi karena rusaknya email turut merusak pelindung syaraf gigi. Jika tidak ditangani secara serius, lambat laun gigi akan membusuk dan tanggal. Menurut staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Jakarta ini, masalahnya kebiasaan menggunakan sikat gigi berbulu kaku itu akan terbawa pula hingga anak dewasa. Sikat gigi harus mampu memijat gusi. Gusi merupakan jaringan lunak yang harus dijaga kekuatan dan kebersihannya. Itulah mengapa, kita sebaiknya menjaga peredaran darah di gusi tetap lancar. Caranya, dengan melakukan pemijatan di areal gusi lewat sikat berbulu lembut tadi. "Dengan pemijatan teratur setiap hari, maka otot-otot dan peredaran darah di gusi menjadi semakin lancar. Gusi pun menjadi kuat," tambah kandidat doktor di Universitas Airlangga Surabaya ini.

5. Sikat gigi standar yang banyak beredar di pasaran dengan bulu yang rata, tangkai yang lurus, dan kepala yang lancip juga mampu berperan optimal dalam membersihkan kotoran dan plak di dalam gigi. Bentuk seperti ini juga mudah digunakan dan dikendalikan saat menyikat.
Yang terpenting, lanjut Widijanto, ukuran dan bulu sikat sesuai standar. "Namun, bentuk kepala sikat, tangkai, maupun bulunya, tidak akan berarti jika kita tidak tahu cara menggosok gigi yang baik dan benar."

Macam - macam Penyakit pada Gigi dan Mulut

Plak Gigi


Plak adalah lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi, gusi, dan lidah, yang berasal dari apa yang dimasukkan manusia ke dalam mulutnya terutama sisa makanan. Plak bisa terbentuk kapan pun.

Plak yang seiring waktu tak pernah dibersihkan akan menjadi karang gigi. Karang gigi ini akan mencengkram leher gigi. Itulah sebabnya gigi menjadi berubah warna menjadi kehitaman, kecoklatan, atau kehijauan. Karang gigi ini kalau dibiarkan saja akan merusak gigi.

Gigi yang disebut-sebut sebagai alat pemotong terkuat pun tak mampu bertahan dari gempuran karang gigi. Selanjutnya tinggal tunggu berbagai gangguan lainnya akan datang bersamaan. Katakanlah, halitosis (bau mulut), gigi berlubang bahkan bisa sampai terkena infeksi. Kalau gigi sudah infeksi, pengaruhnya bisa sampai menimbulkan sakit kepala.

Caries (cavity)




Dental caries adalah gigi berlubang. Kondisi yang umum terjadi dan umum juga tidak langsung diambil tindakan hingga gigi tersebut tanggal atau sudah menimbulkan masalah yang lebih parah. Banyak alasan mengapa gigi tidak langsung ditambal.

* Ketakutan yang berlebihan terhadap dokter gigi.
* Ketiadaan dana. Maklum pergi ke dokter gigi memang sangat mahal bagi kalangan menengah ke bawah.
* Malas pergi ke poli gigi yang ada di puskesmas atau rumah sakit.

Kampanye gigi sehat dan anjuran ke dokter gigi paling sedikit 6 bulan, belum terlalu bisa menggugah masyarakat Indonesia menjadi sangat peduli dengan kesehatan gigi dan mulut mereka.

Gingivitis




Gingivitis atau gusi bengkak adalah reaksi dari plak yang terlalu lama tidak dibersihkan. Keadaan ini sebenarnya tidak berbahaya bila langsung diambil tindakan yang tepat dengan cara mengunjungi dokter gigi. Tapi kalau dibiarkan, hal ini akan sangat membahayakan kesehatan lebih lanjut.

Stomactitis

Stomatitis atau yang umum dikenal dengan kata sariawan adalah penyakit yang terjadi akibat adanya faktor pencetus, seperti:

* keturunan;
* stres;
* tekanan jiwa/depresi;
* ketakutan dan kecemasan yang berlebihan;
* tergigit;
* perubahan hormon;
* kurang vitamin C dan B12; dan
* efek dari terlalu banyak minum berkafein (untuk orang-orang tertentu).

Cara mencegah sariawan adalah dengan mengatasi rasa stres dan masalah psikologis lainnya, berolah raga, minum vitamin C dan B12, gosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung zendium, oleskan zat anti nyeri (lidokain) atau antiseptik lainnya, seperti tablet hisap.

Tumor gigi




Tidak disarankan mencabut gigi yang sakit sendiri. Banyak kejadian hanya karena mencoba-coba mencabut sendiri gigi yang sakit akhirnya berujung tumor gigi. Tumor gigi ini cukup berbahaya karena tidak saja merusak penampilan tapi juga bisa berujung dengan kematian. Belum lagi sakit yang luar biasa yang dirasakan dari adanya pertumbuhan tumor gigi ini.

Jumat, 11 Maret 2011

Cara Perawatan Gigi

PEMUTIHAN GIGI :

Masalah gigi seperti Gigi kuning, tidak cerah lagi, kehitaman, berkarat dan bau nafas yang kurang sedap.Yang di akhibatkan oleh coffein/ kopi, perokok, alkohol, teh dan makanan maupun minuman sejenis nya.

Perawatan gigi adalah upaya yang dilakukan agar gigi tetap sehat dan dapat menjalankan fungsinya. Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa adanya lubang.

Namun tidak hanya itu, gigi yang sehat juga akan memancarkan energi positif sehingga si Pemiliknya menjadi sangat menarik.

Mengapa gigi harus dirawat?
Begitu pentingnya gigi bagi manusia sehingga gigi perlu dirawat dengan benar. Berikut pentingnya gigi dirawat, antara lain:

* Gigi merupakan salah satu organ penting pencernaan. Gigi digunakan untuk mengunyah makanan sebelum masuk ke saluran pencernaan. Jika gigi mengalami gangguan, akan terganggu pula proses pencernaannya.
* Gigi yang bermasalah dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
* Gigi yang tidak terawat sehingga terkena infeksi dapat menimbulkan penyakit yang lainnya, seperti:
Penyakit jantung dan pembuluh darah
o paru
o gula
o stroke
o kanker
* Sisa makanan yang masih ada di gigi menyebabkan aktivitas bakteri berlebihan sehingga mulut mengeluarkan bau yang kurang sedap.
* Gigi juga berfungsi sebagai keindahan. Gigi adalah komponen lain dalam kecantikan selain kulit tubuh, kulit wajah, mata, bibir, dll. Oleh karena itu, setiap orang ingin punya senyum memikat dengan gigi yang sehat.

Cara-cara Perawatan Gigi
Merawat gigi perlu dilakukan sedini mungkin. Langkah-langkah yang dilakukan dalam merawat gigi adalah sebagai berikut:

* Gosok gigi minimal 2 kali sehari.
* Ganti sikat gigi 3-4 bulan sekali. Pilih sikat gigi yang bulunya lembut dengan kepala sikat yang dapat menjangkau semua bagian gigi.
* Jangan lupa sikat lidah, yang merupakan tempat berkumpulnya bakteri yang dapat menyebabkan bau mulut.
* Gunakan pasta gigi yang mencantumkan ADA untuk memastikan kandungan fluoride cukup untuk mencegah lubang dan kerusakan gigi.
* Gunakan obat kumur.
* Benang gigi, pengunaan benang gigi sekali sehari dianjurkan untuk mengangkat plak yang tidak dapat disentuh sikat gigi dan obat kumur.
* Permen karet tanpa gula, mengunyah permen karet tanpa gula dapat meningkatkan aliran air liur yang dapat membersihkan partikel makanan dan asam penyebab kerusakan gigi.
* Hindari makanan yang banyak mengandung gula dan manis, seperti sirup, permen, dan cokelat.
* Minum air setelah makan.
* Biasakanlah untuk makan buah-buahan segar. Selain baik untuk kesehatan, seratnya dapat membantu menghilangkan kotoran yang ada di gigi.
* Makanlah makanan yang seimbang dan kaya kalsium, seperti susu, keju, telur, teri, bayam, katuk, sawi, dan agar-agar.

* Periksa setiap 6 bulan sekali
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi secara teratur setiap 6 bulan sekali. Konsultasi ke dokter gigi diperlukan untuk mendapatkan tahap-tahap perawatan gigi, terutama pada gigi yang bermasalah.
* Patuhi jadwal perawatan
Jika gigi bermasalah, jangan lupa untuk menanyakan kepada dokter akibat yang mungkin timbul dari tindakan yang dilakukan dokter gigi. Patuhi jadwal perawatan. Jangan ke dokter gigi hanya ketika merasa sakit gigi karena keterlambatan penanganan dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius lagi.

Cara Membuat Obat Kumur dan Pengusir Bau Mulut

Merawat area mulut tak perlu harus mahal-mahal. Kita bisa merawatnya dengan ramuan sendiri, seperti saran berikut:

Obat kumur daun sirih
Sirih sejak lama digunakan untuk menguatkan gigi. Daun sirih juga digunakan untuk memelihara kesehatan mulut. Selama ini kita melihat banyak obat kumur dengan kandungan daun sirih dijual di pasar. Sebenarnya Anda bisa membuatnya sendiri. Caranya: cuci bersih beberapa lembar daun sirih, lalu rebus dengan 1,5 gelas air. Setelah dingin, gunakan air rebusan untuk berkumur setelah gosok gigi. (Tips dari Ira Dyah Respati, Semarang)

Cengkih pengusir bau mulut
Peradangan di mulut, terutama di selaput lendir dan tenggorokan, dapat memicu bau mulut. Salah satu bahan yang dapat membantu mengurangi peradangan mulut adalah minyak cengkih. Untuk mendapatkan khasiat sebagai penangkal bau mulut, gunakan minyak cengkih sebagai obat kumur. Caranya: seduh minyak cengkih dengan air secukupnya selama lima menit, lalu dinginkan. Gunakan air ini untuk berkumur. Lakukan sekali sehari secara rutin. Bau tak sedap akan jauh dari mulut.

Macam _ Macam Tanaman Tradisional

Tanaman toga ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan ramuan tradisional. Di mana bahan-bahan tersebut diambil dari berbagai bagian dari tanaman tersebut. Sebagai contoh tanaman toga berdasarkan bagian yang digunakan adalah

1). Jenis tanaman yang dimanfaatkan daunnya

a) Seledri, manfaatnya untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.

b) Belimbing, digunakan untuk menyembuhkan tekanan darah tinggi.

c) Kelor, manfaatnya mengobati panas dalam atau demam.

d) Daun bayam duri, manfaatnya untuk mengobati kurang darah.

e) Kangkung, manfaatnya untuk mengobati insomia.

f) Sirih, manfaatnya untuk menyembuhkan batuk, antiseptika, dan obat kumur.

g) Salam, bersifat astringensia.

h) Jambu Biji, manfaatnya untuk menyembuhkan mencret.



2). Jenis tanaman yang dimanfaatkan kulit batangnya

a) Kayu manis dimanfaatkan untuk mengobti penyakit batuk, sesak napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung.

b) Jeruk nipis, kulit batangnya dapat digunakan sebgai antiseptik, sehingga bisa dipakai bahan baku obat kumur.

Macam _ Macam Penyakit Pada Lidah

Lidah merupakan alat pengecap makanan. Jika lidah ini tidak berfungsi, dengan sendirinya akan berpengaruh terhadap rasa makanan ataupun selera makan kita. Tidak berfungsinya lidah sebagaimana mestinya disebabkan adanya kelainan atau penyakit. Penyakit pada lidah itu bermacam-macam, seperti atropic glossitis, glossopyrosis, fissured tongue, dan sebagainya.

Lidah sebagai Pendeteksi Penyakit

Lidah dapat berfungsi sebagai komponen pendeteksi penyakit pada tubuh. Hal ini bisa dilihat dari warna lidah kita. Normalnya, lidah manusia berwarna merah muda. Namun, ada beberapa perubahan warna pada lidah yang dapat mengindikasikan adanya suatu gangguan tertentu.

* Lidah berwarna putih

Jika warna lidah berubah menjadi putih, biasanya ia menderita tifus. Warna putih pada lidah juga bisa menandakan gejala flu atau gangguan pencernaan. Jika lidah putih tipis-tipis, biasanya penderita mengalami kekurangan darah.

* Lidah berwarna kuning

Apabila lidah terlihat berwarna agak kekuningan, hal ini mengindikasikan adanya infeksi bakteri. Apabila warna kuningnya agak kehijauan, berarti terjadi infeksi bakteri akut. Warna kuning pada lidah juga bisa menandai bahwa kondisi panas tubuh yang berlebihan. Hal ini bisa terjadi karena sering merokok, mengonsumsi makanan pedas atau alkohol, dan bisa juga karena mengalami stres.

* Merah

Warna merah pada lidah mengindikasikan aktivitas panas pada tubuh. Apabila warna merah hanya di ujung lidah, menandakan adanya panas pada jantung. Bila warna merah terdapat di sisi kanan dan kiri lidah, berarti terjadi ganguan ginjal dan kandung empedu. Jika warna lidah merah keunguan, menandakan adanya panas dan statis darah.

* Biru

Warna biru pada lidah menandakan adanya statis darah atau dingin. Namun jika warna biru keunguan, berarti kondisi penderita lebih parah.

* Ungu

Warna ungu pada lidah, mengindikasikan aliran darah tidak lancar atau demam pada penderita. Apabila semua bagian lidah berwarna ungu, organ dalam penderita tinggi mengalami panas tinggi.

Macam-Macam Penyakit pada Lidah

1. Kanker lidah

Kanker lidah merupakan suatu neoplasma (pertumbuhan jaringan baru yang tidak normal) malignat yang muncul dari jaringan epitel mukosa lidah. Penyakit kanker lidah sering menjangkiti para perokok. Penyebab utama yang menimbulkan kanker lidah adalah tembakau dan alkohol. Namun, ada juga hal lain yang memicunya seperti jarang merawat kebersihan mulut, pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai, serta radang kronis.

2. Sariawan

Sariawan atau oral candidosis terjadi karena adanya infeksi jamur candida albicans pada membran berlendir mulut. Sariawan ditandai dengan munculnya sejenis luka berupa kumpulan lapisan berwarna putih pada dinding mulut dalam disertai radang berwarna merah pada mukosa mulut. Jika tidak diobati, luka akan melebar dan membesar serta menimbulkan perih di mulut.

3. Geographic tongue

Geographic tongue merupakan peradangan pada lidah yang biasanya bersifat kronis dan terjadi jika ada gangguan pada saluran cerna. Dinamakan geographic tounge karena bercak pada lidah tampak seperti pulau-pulau. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin. Pada kondisi lebih yang lebih parah, daerah berbentuk pulau akan dikelilingi lapisan tebal berwarna putih. Penyakit lidah ini bisa terjadi akibat alergi.

4. Peradangan pada lidah (Atrophic glossitis)

Atrophic glossitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kondisi lidah yang kehilangan rasa karena degenerasi ujung papil (bagian menonjol pada selaput yang berlendir di bagian atas lidah).

Penderita yang mengalami penyakit ini, lidahnya akan tampak licin dan mengkilat, baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian. Penyakit ini sering kali timbul akibat kekurangan zat besi. Oleh karena itu, penyakit ini banyak ditemukan pada penderita anemia.

5. Fissured tongue

Fissured tongue atau lidah retak-retak merupakan penyakit pada lidah yang membuat lidah tampak seperti terbelah atau retak-retak. Garis retakan yang muncul jumlahnya kadang hanya satu dan berada di tengah lidah. Namun bisa juga bercabang-cabang. Kondisi ini tidak terlalu membahayakan, tapi sewaktu-waktu dapat menimbulkan perih dan nyeri di lidah.

6. Lidah berselaput (Coated tongue)

Lidah berselaput merupakan kondisi klinis pada dorsum lidah tampak tertutup oleh suatu lapisan yang umumnya berwarna putih atau mengikuti warna dari jenis makanan atau minuman yang dikonsumsi. Selaput lidah ini bisa terjadi pada orang yang mengalami penyakit kronis dan sistemik, dehidrasi, dan penyakit infeksi.

7. Glossopyrosis

Pada penderita glossopyrosis, lidah mereka akan terasa perih dan terbakar, namun tidak ditemukan gejala apa pun dalam pemeriksaannya. Penggunaan obat kumur dalam jangka yang sering, ditambah jika cairan obat kumur tersebut masih sangat pekat, bisa menimbulkan glossopyrosis pada lidah.

Macam/Jenis Gigi Dan Struktur Gigi Pada Manusia - Seri, Taring, Geraham Kecil & Geraham

Gigi Geligi pada Dewasa




Pada manusia dapat ditemui 4 (empat) macam gigi yang terdapat pada mulut disertai dengan arti definisi dan pengertian yaitu :

1. Gigi Seri
Gigi seri adalah gigi yang memiliki satu akar yang berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau benda lainnya.

2. Gigi Taring
Gigi taring adalah gigi yang memilki satu akar dan memiliki fungsi untuk mengoyak makanan atau benda lainnya.

3. Gigi Geraham Kecil
Gigi graham kecil adalah gigi yang punya dua akar yang berguna / berfungsi untuk menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya.

4. Gigi Geraham
Gigi geraham adalah gigi yang memiliki tiga akar yang memiliki fungsi untuk melumat dan mengunyah makanan atau benda-benda lainnya.

-----

Pada bagian gigi manusia terstruktur / tersusun atas 4 (empat) jaringan yakni :

1. Email
Email adalah jaringan yang berfungsi untuk melindungi tulang gigi dengan zat yang sangat keras yang berada di bagian paling luar gigi manusia.

2. Tulang
Tulang merupakan lapisan yang berada pada lapisan setelah email yang dibentuk dari zat kapur.

3. Rongga Gigi
Rongga gigi adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh darah kapiler dan serabut-serabut syaraf.

4. Semen / Sementum
Semen merupakan bagian dari akar gigi yang berdampingan / berbaasan langsung dengan tulang rahang di mana gigi manusia tumbuh.

Gigi Geligi pada Anak Kecil